It Has Been 4 Years Ago, Spenzaro
Depan SMP |
Alhamdulillah, hari ini masih diberi Allah kesempatan untuk bernafas, untuk beribadah, untuk bertaubat, dan tentunya untuk bisa bertemu lagi dengan teman-teman SMP *girang*
Meski yang datang cuma seupil,
rada wegah-wegahan gitu karena jalan ke SMP ku dulu jauh bin rame dengan
truk-truk gede yang lagi gandengan pada kebut-kebutan, tapi akhirnya hadir
juga. Awalnya sudah janjian sama my tablemate
waktu kelas 9 dulu, Firda namanya, buat berangkat jam setengah 8 pagi tapi
ternyata dia kusuruh berangkat duluan sama temenku Miftah karena aku tak kuasa
untuk menyuruhnya lebih lama menunggu. Duh Sherly, kebiasaan sih ya! -_-“
Dan akhinya aku berangkat jam 9 pagi, sejam lewat dari jam janjian. Hahaha, but it’s no problem. Nyampek sana ternyata hanya ngeliat beberapa anak doang lagi nongkrong di dalam pos satpam. Ada Wildan, Eny, Firdausi, Firda ‘my tablemate’, Miftah, ditambah aku yang baru dating dan disusul dengan Ayu. Karena sudah lelah terlalu lama menunggu temen-temen yang lain, akhirnya ya masuk aja.
Pertama kali masuk, langsung ke lobi. Disitu tadi ada pak Sugeng (guruku bahasa Indonesia kelas 8&9), Pak Parto (guru fisika), dan pak Muhajir (guru Matematika). Mulailah pertanyaan itu terlontar dan hamper setiap guru menanyakan itu, “Sekarang dimana?” kalau nggak gitu, “Kuliah dimana? Jurusan apa?”
Dimulai dari pak Parto, setelah salim sama beliau akhirnya masing-masing ditanyain,
“Kuliah dimana sekarang? Jurusan?”
Kujawab, “Di ITS Pak, Teknik
Mesin” *idontsaythespesificmajor*
“Hah?” *seketikakaget* “Agak
berat ya teknik mesin? Tapi nanti kerjanya juga bagus kok ya,” kata beliau
sambil tersenyum.
“Iya Pak, aamiin,” jawabku sambil
tersenyum juga dan dilanjut salim ke guru lain.
Oke, ini baru satu guru yang kaget. Dan aku tak menyangka ternyata ada yang terkaget-kaget lagi setelah itu. Dilanjutkanlah ke pak Sutrisno (guruku bahasa Inggris kelas 7-9) dan pak Arifin (guruku BK kelas 9). Sampai disitu, aku sedih melihat pak Sutrisno, guruku yang dulu paling semangat, dan aku rasa paling berjasa dalam membentuk karakter anak-anak RSBI *khususnya jamanku, first batch of RSBI*, terduduk. Disampingnya ada tongkat. Beliau sakit stroke :( Tapi semangatnya masih tetap terasa saat kami diberi nasehat.
Sebelum itu, kami salim dulu sama pak Arifin dan lagi-lagi ditanya, “Sekarang dimana? Jurusan?”
Kujawab yang sama pula, “Di ITS,
Teknik Mesin”
“Wow,” *seketikakagetdanmelongosambilngeliatdaribawahkeatas*
“Cewek masuk teknik mesin ya? jarang-jarang. Sukses”
“Hehe, iya pak, aamiin,” jawabku
Dua orang sudah yang kaget.
Karena waktu itu guru-guru lagi ada workshop, akhirnya kami ke kantin dulu. Awalnya mau ke ruang TIK, nemuin pak Firman yang dulunya guru abadi TIK kami dari kelas 7-9. Eh tapi sebelumnya kita mampir ke kopsis dulu sih, salim sama mbak Leli pegawai kopsis dari kami kelas 7 dan masih bertahan sampai sekarang. Disana, gojlokin mbak Leli sama Pak Firman deh, akirnya mereka jadi juga, sudah punya anak 1 pula. Dulunya waktu kami masih sekolah, mereka berdua sering digojlokin emang,eh ternyata emang jodoh. Duh, so sweet nya :D
Sampailah kami di kantin. MasyaAllah, kaget. kantinku yang dulu ada 3 ruangan berjejer sekarang sudah berubah seperti aula, makin bagusss aja.
Di kantin ini, datanglah si Sylvi.
Dan, apakah hal yang paling menarik ketika menunggu pesanan?
Yup, selfie :D
Kalau yang ini sih difotoin sama Ayu...
Karena waktu itu guru-guru lagi ada workshop, akhirnya kami ke kantin dulu. Awalnya mau ke ruang TIK, nemuin pak Firman yang dulunya guru abadi TIK kami dari kelas 7-9. Eh tapi sebelumnya kita mampir ke kopsis dulu sih, salim sama mbak Leli pegawai kopsis dari kami kelas 7 dan masih bertahan sampai sekarang. Disana, gojlokin mbak Leli sama Pak Firman deh, akirnya mereka jadi juga, sudah punya anak 1 pula. Dulunya waktu kami masih sekolah, mereka berdua sering digojlokin emang,eh ternyata emang jodoh. Duh, so sweet nya :D
Sampailah kami di kantin. MasyaAllah, kaget. kantinku yang dulu ada 3 ruangan berjejer sekarang sudah berubah seperti aula, makin bagusss aja.
Di kantin ini, datanglah si Sylvi.
Dan, apakah hal yang paling menarik ketika menunggu pesanan?
Yup, selfie :D
with Sylvi |
From left: Firda, Eny, Me, Firdausi, Sylvi |
My Beloved "FLEXOR", tak terasa 5 tahun sudah kita bersama. Meski harus terpisah tempat untuk mengejar cita :') |
Kalau yang ini sih difotoin sama Ayu...
Atas: Firdausi, Eny, Miftah; Bawah: Sylvi, Me, Firda |
Setelah puas makan, akhirnya balik lagi ke guru-guru. Ketemu bu Romlah (Biologi), akhirnya disuruh nunggu di lobi. Sambil nunggu, kalau ada guru lewat langsung kita samperin aja, haha. Disini, mulai terjadi kegilaan temen-temenku -___-
Siapa lagi kalo bukan kerjaan "FLEXOR? -_- |
Lagi-lagi sama Ciphy |
Akhirnya lewatlah Pak Saifuddin (guruku Biologi kelas 9), lagi-lagi
ditanya yang sama.
“Loh teknik mesin ya, nanti bongkar-bongkar
pesawat” katanya sambil ketawa-ketawa.
Biasalah, guru ini suka ngelucu. Sebelum salim aja aku sama Firda udah ketawa-ketawa dulu inget-inget dulu waktu beliau ngelucu, aku selalu ngempet ketawa.
“Ndak pak, saya mesin pembangkit
listrik,” kataku sambil ketawa-ketawa juga.
Kemudian lewatlah bu Yuli (guru bahasa Inggris), ditanya-tanya hal yang sama dan reaksinya pun sama, kaget. Bu Yuli sempat memberi nasehat tentang keadaan Indonesia 2016 nanti. Beliau berpesan agar kami, generasi penerus supaya bisa mengubahnya.”ini yang dari pendidikan, calon mendikbud *sambil nunjuk temenku dari jurusan pendidikan bahasa Indonesia* Coba kalian ubah gimana caranya supaya orang-orang pinter itu nggak lari ke luar negeri. Ini juga yang dari teknik mesin *sambil nunjuk aku*, mesin-mesin di Indonesia ini banyak tapi yang ngolah luar negeri dst………”
Intinya, bagaimana caranya kita
memajukan Indonesia. Gitu wes singkatnya.
with bu Emy (guru Agama kelas 8) |
Mr.Tholib (Civil Education year 7-9) |
Pak Rosyid Harjito, Physic |
Bu Tutik (Bahasa Indonesia kelas 7) |
Disitulah muncul pertanyaan dari
pak Halim yang dulunya suka kebalik-balik kalo manggil namaku sama namanya temenku
Sylvi,
“Kuliah dimana?”
“ITS pak, Teknik Mesin,”
“Oh yang menciptakan kopi
fermentasi-fermentasi itu ya?”
“Aduh, kok jadi nanyain ini,”
(dalam hatiku). “Hehehe, enggeh Pak,” jawabku
“Oalah, ini lho yang nyiptain
mesin fermentasi kopi *sambil bilang ke guru-guru yang duduknya berdekatan*, Penggemar
kopi ta?” sambil senyum-senyum khasnya gitu, haha.
“Ndak juga pak, hehe”
Yaampun, malu. Tak kusangka
ternyata ada guru yang masih hapal sama aku. Gara-gara di Koran dulu ditulis “alumni
SMPN 1 Ngoro RSBI”, akhirnya jadi gini deh. Yaa Allah, malunya, malu karena
sungkan gitu karena merasa masih belum apa-apa tapi reaksi orang disekitar
*termasuk temen SMP* sudah pada senang gitu. Semoga Allah memudahkan. Aamiin.
Huhuhu, terharu :’)
Huhuhu, terharu :’)
0 comments