Selamat hari Rabu, semoga hari ini
menjadi barokah. Oh ya, cerita ini sebenernya udah saya tulis agak lama sekitar
2 bulan yang lalu saat saya masih OJT. Tapi saya lupa untuk mempostingnya di
blog, sampai akhirnya tadi buka-buka file
dan nemu dokumen ini hahaha. Nulisnya di Sumbar, tapi postingnya di Lombok.
Nggak apa-apa ya, daripada nggak diposting kan sayang.
Di minggu kedua berada di tanah
Minang, saya dan teman-teman mess nggak
punya rencana untuk liburan. Awalnya, kami semua hanya berencana untuk main di
sawah dekat mess sambil foto-foto,
karena di situ pemandangannya lumayan bagus. Selain nggak punya rencana, ada
tiga teman saya yang kena shift di
CCR (Central Control Room), jadi meskipun
Sabtu itu hari libur mereka tetap masuk kerja.
Akhirnya, hanya tersisa dua orang
penghuni di mess. Sebagai pilihan
terakhir, saya memutuskan untuk menghasbiskan waktu dengan tidur dari siang
sampai sore.
Saat enak-enaknya tidur, teman
saya yang baru pulang dari shift masuk
ke rumah sambil teriak, “Eh yang cewek diajak Haryoto ke Puncak Cemara
Sawahlunto,”. Oke, eksekusi!
Setelah bangun tidur, saya
langsung sholat Ashar dan siap-siap. Akhirnya kami berangkat ke TKP pukul 17.00.
Di Sumatera Barat sini, pukul 17.00 itu matahari masih bersinar dengan terang
benderang.
Puncak Cemara terletak di kota
Sawahlunto. Jalanannya berbukit, berkelok-kelok dan berada di dataran tinggi.
Sulit dipercaya kalau ini kota karena udaranya sangat sejuk, hampir tidak ada
polusi. Jalanannya sepi banget, tapi Alhamdulillah kami bisa sampai di TKP
dengan selamat hingga sampai ke mess
kembali.
Ini dia Puncak Cemara…
|
Selamat Datang |
|
Puncak Cemara |
|
MasyaAllah |
|
Srikandi Ombilin |
|
From Left: Sef, Mbak Tari, Me, Kiki, Mbak Ecy |
Oh ya, untuk dapat masuk ke
daerah ini sama sekali tidak dikenai biaya alias gratis. Kami cukup membayar
uang parkir untuk mobil senilai Rp 5.000. Di pohon-pohon sini bisa terlihat
beberapa ekor monyet yang sedang bergelantungan. Lucu-lucu banget, tapi harus
tetap waspada ya barangkali bawaan kita tiba-tiba diambil sama monyetnya.
|
Pohon Yang Biasanya Dipake Gelayutan Monyet-Monyet |
|
Sejarah Puncak Cemara |
Di Puncak Cemara ini, kita bisa
menikmati pemandangan kota Sawahlunto yang masih asri dari ketinggian. Dari
atas tampak jalanan kota Sawahlunto yang lengan meskipun saat itu adalah malam
Minggu.
|
Taman Di Samping Kiri Puncak Cemara |
|
Indah Ya? |
Di sini juga terdapat Monumen
Kesetiaan, semacam Namsan Tower di
Korea gitu. Jadi kalo mau hubungan dengan pasangannya langgeng, tinggal pasang
gembok bertuliskan nama kita dengan nama pasangan. Tapi, jangan dipercaya
sepenuhnya ya, yang namanya jodoh kan udah diatur sama Allah. Cukup meminta
yang terbaik dan pasrahkan semua hanya kepadaNya.
|
Monumen Kesetiaan |
|
Kok Ada Nama Saya Di Sini? :O |
|
Semakin Senja |
|
Suasana Puncak Cemara Saat Malam |
Setelah dari Puncak Cemara, kami
jalan-jalan dulu ke pusat kota Sawahlunto buat beli jajanan. Saya kira pusat
kotanya bakalan rame karena hari sudah semakin malam. Tapi sekali lagi,
jalanannya masih sangat lengang. Hanya satu dua mobil saja yang melintas. Entah
memang kota ini selalu sepi atau sayanya aja yang nggak tau spot yang rame saat malam Minggu di
sini.
|
Suasana Kota Sawahlunto Pada Malam Minggu |
|
Depan Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto |
Dari bangunan-bangunan di sekitar
pusat kota ini, sangat terlihat jelas bahwa Sawahlunto adalah kota tertua di
Indonesia. Bangunan-bangunan khas Belanda masih berdiri kokoh beserta dengan
ejaan lamanya. Di dekat pasar Sawahlunto terdapat monumen berupa dua orang pekerja
tambang, yang menegaskan bahwa kota ini pernah terkenal sebagai salah satu
penghasil batubara terbaik di Indonesia.
|
Monumen Dua Orang Pekerja Tambang |
Demikian perjalanan malam Minggu
saya di kota Sawahlunto. Sebuah kota yang semasa kecil dulu hanya saya kenal lewat
buku bacaan. Sebuah kota yang saya tak pernah berangan-angan akan
mengunjunginya karena letaknya yang jauh dari kampung halaman. Jika tidak
melalui OJT ini, bisa jadi saya tidak akan menginjakkan kaki saya di sini.
Terima kasih PLN dan paling utama, terima kasih Allah atas segala nikmat yang
telah Kau berikan.
2 comments
Pemandangannya bagus! :) . Berhubung tadi habis baca cerita tentang Lombok jadi saya masih kepikiran makanan hehe, waktu Sherly ke Sawahlunto ada menikmati makanan khas sana ga? :D .
ReplyDeleteiya mbak bagus pemandangannya tapi jalannya kelok-kelok plus mendaki jd agak bikin pusing hihi.
Deleteemmm.. apa ya mbak? kayaknya semua makanan khas di daerah Sumatera Barat termasuk Sawahlunto itu masakan Minang deh, yg bersantan dan pedes-pedes gitu kayak di rumah makan Padang :D