Backpacker Manja ke Thailand (Part 2)
Salah satu mimpi
saya yang terealisasi (atas ijn Allah) di tahun 2018 kemarin yaitu bisa
jalan-jalan ke Thailand. Kali ini, saya mau cerita bagaimana perjalanan saya di
Thailand pada hari pertama.
Baca juga:
Backpacker Manja ke Thailand (Part 1)
Drama Bandara Sebelum ke Thailand
Karena ceritanya agak panjang, jangan lupa untuk siapin cemilan kuaci dan kacang ya. Yuk, langsung aja kita mulai…
Baca juga:
Backpacker Manja ke Thailand (Part 1)
Drama Bandara Sebelum ke Thailand
Karena ceritanya agak panjang, jangan lupa untuk siapin cemilan kuaci dan kacang ya. Yuk, langsung aja kita mulai…
Saya berangkat
dari Denpasar pada hari Jumat pukul 01.35 WITA dini hari dan sampai di Bangkok
pada pukul 04.50 waktu Bangkok yang mana sama saja dengan WIB. Berarti, saya telah menempuh perjalanan di udara selama 4 jam 15 menit. Kalau mau lihat itinerary rencana perjalanan saya dan kawan-kawan saat
di Thailand, bisa lihat di postingan ini ya.
- Don Mueang International Airport
Sesampainya di
bandara Internasional Don Mueang - Bangkok, kami melipir dulu nyari tempat
duduk untuk mengisi semacam form dari
kantor imigrasi Thailand yang dibagikan saat di pesawat oleh mbak pramugari.
Kemudian, kami menuju ke tempat pemeriksaan
paspor dan menyerahkan form yang
telah kami isi beserta paspor. Oh iya, form
yang dikasih itu harus diisi selengkap-lengkapnya ya mulai dari tujuan
pergi ke Thailand untuk apa, akan tinggal di mana, dan akan kembali ke negara
asal pada tanggal berapa serta menggunakan pesawat apa. Karena waktu itu ada
satu dari teman saya yang lupa tidak mengisi tempat penginapan selama di
Thailand, alhasil dia disuruh balik ngisi dan ngantri lagi. Mana ngantrinya
lumayan panjang, ditambah kami masih ngantuk karena kurang tidur selama di pesawat.
Setelah melewati
pemeriksaan petugas imigrasi, kami langsung mencari mushola untuk melaksanakan
sholat shubuh. Jauh sebelum berangkat ke Thailand, saya berusaha mencari informasi
dan kabarnya ada mushola di bandara Don Mueang. Awalnya kami bertanya ke
petugas imigrasi, ternyata beliau tidak tau maksud kami. Kemudian kami turun ke
lantai bawah untuk membeli kartu SIM Thailand dan bertanya ke petugas
informasi. Saya membeli kartu dengan masa aktif 4 hari seharga 170 baht (kurs 1 baht = Rp 480). Dari petugas informasi, kami diberitahu bahwa mushola
berada di lantai 2 keberangkatan domestik.
Kartu SIM Thailand |
Kami langsung
menuju mushola untuk sholat shubuh, cuci muka, dan ganti baju. Karena saya
nggak nemu kamar mandi, jadi kami tidak mandi. Meskipun nggak mandi yang
penting wangi ya, hahaha. Tapi pakai parfumnya jangan sampai terlalu banyak dan
nyebar sampai kecium orang lain, bisa-bisa mereka muntah deh karena eneg.
Ehehe.
- Santorini Park
Untuk menuju ke
Santorini Park, kami menggunakan bus bandara nomer A1 dan minta turun di
Terminal Mo Chit. Tarifnya cukup murah, yaitu 30 baht per orang. Perjalanan
dari terminal minivan Mo Chit hingga ke Cha Am memakan waktu kurang lebih dua
jam.
Terminal Minivan Mo Chit |
Santorini Park
letaknya ada persis di depan Swiss Sheep Farm. Tapi kami nggak punya banyak
waktu, jadinya nggak sekalian ke situ deh.
Harga tiket
masuknya yaitu 150 baht plus dapat
tiket gratis untuk naik Komidi Putar. Di sini kami keliling, foto-foto di segala sisi yang sangat
instagrammable. Kami juga
menyempatkan untuk makan siang di sini. Pilih tempat makan dan menunya harus
hati-hati dan teliti ya bagi yang muslim.
Depan Santorini Park |
Bagian Dalam Santorini Park |
Santorini Park |
Setelah puas
berkeliling, kemudian kami keluar menuju ke kantor informasi dan meminta
tolong ke mbak petugasnya untuk memesankan minivan yang menuju ke Bangkok. Tarifnya
sama seperti berangkat yaitu 160 baht dan turunnya juga di terminal minivan Mo
Chit.
- Chatuchak Weekend Market
Kami sampai di
Bangkok pukul setengah 8 malam, turun di tempat semula yaitu terminal Mo Chit.
Rencana awalnya, kami mau pergi ke Asiatique dulu, tapi nggak mungkin juga sih
karena bawa barang banyak dan udah kemaleman juga. Akhirnya kami langsung pergi ke Chatuchak Market.
Menurut info yang saya baca katanya saat Jumat malam pasar
sudah mulai buka.
Awalnya kami mau pesen grab aja buat pergi ke Chatuchak, tapi susah banget dapet drivernya. Dua kali dapet tapi tiba-tiba dicancel aja sama drivernya, mungkin kendala di bahasa kali ya. Akhirnya kami pergi ke sevel samping terminal sebentar buat beli makanan pengganjal perut. Di situ saya beli es krim Walls rasa jagung dan air mineral. Sebenarnya ada banyak pilihan es krim lainnya yang nggak ada di Indonesia, tapi saya pilih yang ada label Halal-nya saja biar lebih aman. Setelah dari sevel, kami memutuskan untuk naik taksi menuju ke Chatuchak Market.
Awalnya kami mau pesen grab aja buat pergi ke Chatuchak, tapi susah banget dapet drivernya. Dua kali dapet tapi tiba-tiba dicancel aja sama drivernya, mungkin kendala di bahasa kali ya. Akhirnya kami pergi ke sevel samping terminal sebentar buat beli makanan pengganjal perut. Di situ saya beli es krim Walls rasa jagung dan air mineral. Sebenarnya ada banyak pilihan es krim lainnya yang nggak ada di Indonesia, tapi saya pilih yang ada label Halal-nya saja biar lebih aman. Setelah dari sevel, kami memutuskan untuk naik taksi menuju ke Chatuchak Market.
Tarif taksi dari
terminal minivan Mo Chit ke Pasar Chatuchak adalah 40 baht. Suasana pasar
Chatuchak di hari Jum’at malam lumayan ramai. Jadi, bentuk pasarnya tuh kayak letter ‘U’. Malam itu yang jualan hanya ada di
seputar jalanan depan, sedangkan stand yang
ada di bagian tengah pasarnya pada tutup. Kami hanya berjalan
mengitari jalanan depan yang berbentuk seperti huruf ‘U’ atau 'hampir kayak 'O' itu.
Di pasar ini saya membeli oleh-oleh 3 pouch berenda untuk HP dan snack khas Thailand seperti Bento, permen Chewy, dan Thai Milk Tea merk "Cha Tra Mue" yang termahsyur. Rasanya pengen
banget beli banyak street food di sini. Tapi apalah daya, kondisi saat itu lagi nggak mendukung karena
kami semua sudah kelelahan plus lagi
bawa tas gede-gede yang bikin pusing dan encok di pundak. Di pojokan pasar kami
menemukan ada box penitipan barang, tapi pas mau
nyoba taruh di situ kayaknya ribet dan nanggung juga waktunya. Akhirnya setelah selesai
mengitari pasar kami langsung pulang menuju hostel menggunakan taksi.
- Kembali ke Hostel
Setelah menempuh
perjalanan kurang lebih 20 menit, akhirnya kami sampai juga di hostel. Tapi
sayangnya, si taksi nggak bisa nurunin kami tepat di depan gang tempat hostel
kami. Kenapa? Karena hotel kami ada di daerah Jl. Khaosan dan kami baru tau
kalau di situ kendaraan nggak boleh masuk pas malem karena ada Night Market.
Kaget juga sih
dengan suasananya. Iya bener istilahnya Khaosan
Night Market, cuman isinya tuh…. Ya begitulah, mungkin saya kurang cermat
memilih daerah penginapan :’)
Kami berjalan
melewati kerumunan orang dan menuju ke hostel untuk check in. Setelah itu, kami membeli beberapa jajanan khas Thailand
yang ada di seputar Jl. Khaosan dan memakannya di dalam hostel. Setelah makan,
kami langsung bersih-bersih, sholat, dan beristirahat untuk dapat melanjutkan
perjalanan kenbali di hari kedua. Perjalanan hari ini benar-benar melelahkan
ditambah belum mandi dari pagi, ahaha.
Salah Satu Street Food di Khaosan |
Kalau dihitung-hitung
secara kasar, berikut adalah pengeluaran saya di hari pertama:
- SIM Card Thailand = 170 baht
- Air mineral di bandara = 10 baht
- Bus A1 = 30 baht
- Tiket Mo Chit - Cha Am = 160 baht
- Tiket Santorini Park = 150 baht
- Tiket Cha Am - Mo Chit = 160 baht
- Es krim dan air mineral = 27 baht
- Taksi ke Chatuchak = 14 baht
- 3 pouch = 100 baht
- 1 pack “Cha Tra Mue” = 450 baht
- 1 pack snack “Bento” = 90 baht
- 1 pack permen “Chewy” = 100 baht
- Taksi ke Khaosan = 47 baht
- Jajan di Khaosan = 57 baht
- Air mineral dan Sosis = 35 baht
*(Kurs 1 baht = Rp 480)
Jadi, di hari pertama
backpacker manja saya telah
menghabiskan kurang lebih 1.450 baht. Boros? Iya banget, namanya juga backpacker manja. Kalau backpacker beneran kan sebisa mungkin
menghindari kendaraan yang bernama taksi dan harus hemat saat belanja ya, hehe.
Berdasarkan itinerary yang telah saya buat, tujuan yang gagal kami kunjungi adalah Asiatique karena waktu kami sampai di Bangkok terlalu malam.
Berdasarkan itinerary yang telah saya buat, tujuan yang gagal kami kunjungi adalah Asiatique karena waktu kami sampai di Bangkok terlalu malam.
Demikian cerita
saya tentang hari pada pertama backpacker
manja di Thailand. Lumayan panjang juga ya ternyata. Sampai jumpa di part selanjutnya :)
0 comments